Pertamina sebelumnya menggunakan pesawat jenis Hercules dan Cessna karena akses jalan yang terputus total akibat banjir.
Kini, dengan dibukanya kembali jalur darat, volume pengiriman dapat ditingkatkan secara lebih signifikan dan efisien.
Langkah ini merupakan bagian dari operasional Satgas Natal dan Tahun Baru (Nataru) Pertamina di tahun 2025.
BACA JUGA:Mengenal Autoglider 1920, Skuter Berbodi Kayu Lapis yang Menjadi Pionir Transportasi Urban
Perusahaan terus berupaya mencari jalan alternatif tercepat demi memastikan energi sampai ke tangan konsumen.
Ketangguhan logistik Pertamina benar-benar diuji dalam menghadapi kondisi alam yang sangat ekstrem di Aceh.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Muhammad Baron, turut memberikan tanggapan terkait operasi darurat ini.
Beliau menegaskan bahwa Pertamina tidak akan membiarkan wilayah terdampak bencana mengalami kelangkaan bahan bakar.
BACA JUGA:WMS Sukses Gelar ADV160 Jelajah Misteri, Perkuat Solidaritas Komunitas di Akhir Tahun
Beliau mengungkapkan secara langsung, "Pertamina tetap berkomitmen menjaga stabilitas stok energi untuk mendukung segala aktivitas publik di tengah masa darurat."
Beliau juga menekankan bahwa pelayanan sepenuh hati merupakan jiwa dari operasional Satgas Nataru kali ini.
Sinergi dengan pemangku kepentingan terus diperkuat untuk memitigasi segala risiko yang mungkin muncul di lapangan.
Hingga tanggal 28 Desember 2025, Pertamina kembali mengirimkan armada tambahan ke wilayah Takengon, Aceh Tengah.
BACA JUGA:Nikmati Libur Akhir Tahun, Honda ADV Experience Jadi Incaran Wisatawan di Sirkuit Mandalika
Tujuh unit mobil tangki kembali disiagakan untuk membawa 40 kiloliter Pertalite serta 16 kiloliter Biosolar.
Upaya berkelanjutan ini merupakan bagian dari penerapan prinsip Environmental, Social, & Governance (ESG) di Pertamina.