JAKARTA, DUNIASCOOTER.COM -- Dalam beberapa waktu terakhir, Pertamina Patra Niaga telah mengidentifikasi dan mencermati maraknya praktik disinformasi dan berita bohong (HOAX) yang beredar di masyarakat.
Penyebaran informasi palsu ini berpotensi menimbulkan keresahan, ketidaknyamanan dan kekhawatiran di kalangan konsumen.
Praktik manipulasi informasi yang dilakukan oleh pihak tidak bertanggung jawab ini jelas-jelas diarahkan untuk mendiskreditkan Pertamina dan Pemerintah.
Kondisi ini sangat disayangkan oleh Pertamina Patra Niaga.
BACA JUGA:Daftar Harga BBM Pertamina, Shell, BP dan Vivo Oktober 2025
Tindakan penyebaran hoaks tersebut tidak hanya mencoreng nama baik Pertamina sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berupaya memberikan pelayanan terbaik, tetapi juga merusak citra Pemerintah yang tengah berjuang sebagai pengayom masyarakat.
Oleh karena itu, Pertamina Patra Niaga merasa perlu untuk bertindak tegas dengan mengeluarkan klarifikasi resmi guna meluruskan sejumlah informasi hoaks dan misinformasi yang telah menyebar luas di media sosial.
Berikut adalah penjelasan terperinci mengenai sejumlah klaim palsu dan fakta yang sebenarnya:
- Akurasi Pengujian Angka Oktan (RON) BBM dengan Alat Portabel
HOAKS/MISINFORMASI: Hasil pengujian Research Octane Number (RON) BBM menggunakan alat portabel dapat dijadikan dasar untuk menentukan kualitas angka oktan.
FAKTA: Pertamina menegaskan bahwa alat portabel tidak memiliki akurasi dan kepresisian yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah sebagai dasar pengujian resmi RON suatu BBM.
Secara teknis, angka oktan hanya dapat ditentukan melalui metode standar baku internasional menggunakan Mesin CFR (Cooperative Fuel Research Engine), sesuai dengan metode ASTM D2699.
Mesin CFR ini merupakan satu-satunya alat yang diakui dan disertifikasi secara global untuk mengukur ketahanan bahan bakar terhadap knocking (detonasi) melalui proses pembakaran nyata yang parameter suhu, tekanan, dan rasio kompresinya dikontrol sangat ketat.
Hasil pengujian dengan alat portabel, seperti Oktis-2, seringkali menunjukkan hasil yang sangat bervariasi (lebih rendah atau lebih tinggi) dari standar sebenarnya.