Pernyataan Resmi inDrive: Klarifikasi Status Mitra Pengemudi yang Bertemu Wapres Gibran

Rabu 03-09-2025,17:43 WIB
Reporter : Ilyasa Fajrin
Editor : Ilyasa Fajrin

Affan tewas pada malam hari Kamis, 28 Agustus 2025, setelah tertabrak dan terlindas oleh sebuah kendaraan taktis (rantis) Brimob Polri di tengah kericuhan di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat. 

Tragedi ini bukan hanya sebuah kecelakaan, melainkan insiden yang menggemparkan dan menjadi simbol nyata betapa rentannya keselamatan para pekerja sektor ekonomi gig di jalanan.

Kematian Affan memicu gelombang kemarahan dan protes dari komunitas ojek online. 

Tuntutan untuk mengusut tuntas kasus ini mengalir deras, mendesak pihak berwajib untuk mengambil tindakan tegas. 

BACA JUGA:Luncurkan Model Terbaru, Suzuki Address 125 2026 Hadir dengan Mesin Lebih Bertenaga

Pihak kepolisian segera merespons dengan serius. 

Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Mabes Polri mengumumkan penyelidikan mendalam dan akhirnya menetapkan tujuh anggota Brimob yang terlibat sebagai tersangka. 

Dua di antaranya bahkan terancam sanksi berat berupa Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) atau pemecatan. 

Kasus ini juga mendapat perhatian langsung dari Presiden Prabowo Subianto dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, yang berjanji akan menjamin keadilan bagi keluarga korban.

BACA JUGA:Data ETLE Ungkap Tingginya Pelanggaran Lalu Lintas, Pengendara Motor Mendominasi dengan Dua Pelanggaran Utama

Pada akhirnya, rangkaian peristiwa ini, mulai dari tragedi yang menimpa Affan, pertemuan para perwakilan ojol dengan Gibran, hingga klarifikasi resmi dari inDrive, menggambarkan sebuah dinamika yang kompleks dalam situasi Indonesia saat ini. 

Di satu sisi, ada pengakuan pemerintah terhadap peran penting para pengemudi, yang diwujudkan melalui pertemuan tingkat tinggi sebagai respons terhadap insiden tragis. 

Di sisi lain, ada kenyataan pahit akan kurangnya perlindungan dan jaminan keamanan bagi mereka di lapangan. 

Ini menunjukkan bahwa perbincangan mengenai kesejahteraan mitra tidak bisa hanya berhenti di meja pertemuan, melainkan harus ditindaklanjuti dengan kebijakan yang menjamin keamanan fisik dan mental mereka, sekaligus mengikis keraguan publik terhadap profesi yang menjadi tulang punggung mobilitas masyarakat modern ini.

Kategori :