Tindak Lanjut Arahan Menteri ESDM, Pertamina Distribusikan 100 Ribu Barel BBM untuk Vivo
Tindak Lanjut Arahan Menteri ESDM, Pertamina Distribusikan 100 Ribu Barel BBM untuk Vivo---Pertamina
DUNIASCOOTER.COM -- PT Pertamina Patra Niaga kembali menunjukkan komitmen kuatnya dalam mendukung ketahanan energi nasional dan melaksanakan arahan Pemerintah melalui Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, mengenai pemenuhan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) bagi Badan Usaha Swasta (BU Swasta).
Komitmen ini diwujudkan melalui penandatanganan kesepakatan Business to Business (B2B) dengan PT Vivo Energi Indonesia.
Berdasarkan kesepakatan tersebut, Pertamina Patra Niaga akan menyalurkan kargo impor BBM untuk diserap dan didistribusikan oleh jaringan SPBU Vivo di Indonesia.
Langkah kolaboratif ini menegaskan peran krusial Pertamina sebagai tulang punggung penyedia energi sekaligus mitra strategis dalam menjaga stabilitas pasokan di pasar domestik.
BACA JUGA:Strategi Anti Ribet di Permata Bank GJAW 2025 Hari Terakhir!
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun, menjelaskan bahwa penyaluran pasokan BBM untuk BU Swasta Vivo ini mencapai volume signifikan, yaitu sebanyak 100 ribu barel (MB).
Volume pasokan ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan operasional dan distribusi di seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) milik Vivo.
Kerjasama ini merupakan tindak lanjut dari upaya serupa pada tahap pertama, di mana Pertamina Patra Niaga juga telah menyalurkan pasokan BBM dengan volume yang sama, yakni 100 MB, kepada PT APR (BP-AKR).
Kolaborasi berkelanjutan dengan badan usaha swasta ini merupakan bukti nyata bahwa tugas menjaga pasokan energi untuk masyarakat adalah tanggung jawab bersama, demi mencapai ketahanan energi nasional yang berkelanjutan.
BACA JUGA:Mengintip Honda Lead 125, Skuter Komuter yang Jadi Andalan di Thailand
Roberth menegaskan bahwa proses kolaborasi dalam membantu pemenuhan pasokan BU Swasta ini dilaksanakan dengan menjunjung tinggi mekanisme compliance dan Good Corporate Governance (GCG) dalam kerangka B2B yang ketat.
Proses negosiasi yang ditempuh melibatkan beberapa tahapan detail.
Tahapan tersebut mencakup penentuan jumlah kebutuhan berdasarkan volume permintaan yang diajukan Vivo dan pelaksanaan tender pemasok (supplier) dengan menjamin aspek GCG yang transparan.
Serta konfirmasi berulang dengan pihak BU Swasta Vivo hingga pelaksanaan join surveyor untuk memastikan kualitas dan kuantitas komoditi yang disalurkan.
Temukan konten Duniascooter.com menarik lainnya di Google News
- Tag
- Share
-
