Proyek Pengembangan Baterai EV Mampu Mencapai 1600 Km

BACA JUGA:Vespa Elettrica Sebuah Perpaduan Klasik Italia dengan Teknologi Listrik Mutakhir

Sederhananya, ini seperti mengubah desain baterai yang kompleks menjadi struktur yang fleksibel dan simplistic.

Dampak paling signifikan dari teknologi ETOP terletak pada efisiensi ruang dan berat. 

Rata-rata baterai EV konvensional memiliki komposisi elektroda sekitar 30% hingga 60% berdasarkan volume. 

Sebaliknya, baterai ETOP yang dikembangkan 24M Technologies mampu mencapai komposisi elektroda hingga 80% dari total volume pack. 

BACA JUGA:Panduan Memilih Skuter Matic Antara Sistem Injeksi dan Karburator

Peningkatan dramatis dalam kepadatan energi ini memungkinkan pengurangan bobot dan ukuran baterai secara substansial tanpa mengorbankan daya atau jarak tempuh.

Karena sifat pack yang lebih ringan dan lebih fleksibel, teknologi ini diyakini sangat cocok untuk kendaraan yang sangat memperhatikan faktor berat dan dimensi, seperti pesawat terbang. 

Di sinilah relevansinya dengan industri sepeda motor menjadi sangat jelas. 

Sepeda motor membutuhkan baterai yang ringkas, ringan, dan tidak mengganggu pusat gravitasi atau desain bingkai, dan teknologi ETOP ini menawarkan solusi ideal untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

BACA JUGA:Pantau SPBU, Dirut Pertamina Patra Niaga Cek Langsung Toilet dan Musala Demi Kepuasan Pelanggan

Masalah jarak tempuh bukan hanya isu di pasar sepeda motor premium di Barat, tetapi juga menjadi isu besar di pasar Asia. 

Benua Asia memiliki populasi pengendara sepeda motor dan skuter terbesar di dunia. 

Teknologi baterai dengan jangkauan 1.000 mil seperti ini berpotensi merevolusi seluruh ekosistem berkendara roda dua di Asia, menyediakan motor listrik dengan jarak tempuh yang andal dan bersih.

Meskipun teknologi baterai 1.000 mil ini masih dalam tahap pengembangan dan belum diproduksi secara massal, ia menawarkan harapan besar.