Jika kita berkendara dengan kecepatan normal, waktu tiga jam setara dengan jarak 100 km.
Jarak ini merupakan titik jenuh di mana refleks mata mulai berkurang drastis.
Berhenti setiap 100 kilometer bukan hanya untuk tubuh, tetapi juga untuk mesin.
Mesin motor memerlukan waktu untuk mendinginkan suhu komponen internal agar tetap bekerja optimal.
BACA JUGA:Motor Baru di Tahun Baru! Simak Simulasi Kredit All New Honda Vario 125 dengan Cicilan Ringan
Dalam satu hari perjalanan, batas maksimal berkendara yang disarankan adalah delapan jam.
Setelah delapan jam, risiko kelelahan ekstrem atau fatigue akan meningkat sangat tinggi.
Hal ini berlaku sama bagi pengemudi bus atau truk di jalur antarkota.
Kondisi fisik adalah faktor penentu utama dalam menempuh perjalanan liburan yang panjang.
BACA JUGA:Yamaha Nge-Grebek Berbagai Kota di Indonesia! Bikin Akhir Pekan Lebih Meriah
Pastikan Anda mendapatkan tidur yang cukup sebelum memulai perjalanan di pagi hari.
Kurang tidur akan membuat mata cepat lelah dan memicu fenomena microsleep berbahaya.
Jangan memaksakan diri untuk terus berkendara jika tubuh sudah terasa sangat kaku.
Melakukan peregangan ringan saat berhenti di rest area sangat membantu kelancaran aliran darah.
BACA JUGA:Jangan Salah Pilih! Kenali Perbedaan Aki Kering dan Basah Sebelum Membeli
Tubuh yang segar akan membuat pengambilan keputusan saat bermanuver menjadi lebih akurat.