Beliau menyatakan, “Empat klaster tersebut meliputi jalan tol dan arteri, penyeberangan dan pelabuhan, simpul transportasi dan tempat wisata termasuk bandara, terminal, serta stasiun, dan tempat-tempat ibadah terakhir.”
Pembagian ini dimaksudkan agar personil dapat bekerja lebih fokus dan terukur.
Setiap klaster memiliki tantangan yang berbeda tergantung pada karakteristik pergerakan masyarakat.
Koordinasi antar instansi juga terus diperkuat guna mendukung kelancaran strategi ini.
BACA JUGA:Pengguna Motor Listrik Makin Nyaman, PLN Siapkan SPKLU Center di Bandung Jelang Nataru
Polri telah menyiapkan berbagai skenario rekayasa untuk menghadapi puncak arus kendaraan.
Skenario tersebut bersifat dinamis dan disesuaikan dengan volume kendaraan di lapangan.
Irjen Pol Agus Suryonugroho menjelaskan berbagai opsi penanganan yang telah disiapkan timnya.
Beliau memaparkan, “Kami telah menyiapkan berbagai skenario menghadapi arus puncak, mulai dari alih arus, contraflow, one way, hingga penyekatan situasional sesuai kondisi lapangan.”
BACA JUGA:Kemenhub Tekan Angka Kecelakaan Motor Melalui Program Mudik Gratis Nataru
Penerapan kebijakan one way akan dilakukan jika rasio volume kendaraan sudah melebihi kapasitas jalan.
Petugas di lapangan akan memantau data lalu lintas secara real-time selama 24 jam.
Sejumlah wilayah strategis di Indonesia kini mendapatkan perhatian khusus dari aparat kepolisian.
Titik seperti Gadog, Cianjur, Nagreg, hingga Bandung diprediksi akan mengalami kepadatan tinggi.
BACA JUGA:Mudik Tenang dengan BBM Full Tank, Pertamina Siagakan Satgas Nataru di Seluruh Indonesia
Selain itu, wilayah Jawa Timur, Bali, serta Medan juga masuk dalam daftar pantauan.