JAKARTA, DUNIASCOOTER.COM -- Upaya kolektif untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas di Provinsi Riau mendapatkan dorongan signifikan melalui penyelenggaraan program edukasi keselamatan jalan raya multisektor.
PT Jasa Raharja Riau, Ditlantas Polda Riau, Honda Capella (Capella Dinamika Nusantara), dan Universitas Lancang Kuning (Unilak) menjalin kolaborasi erat untuk menggelar sesi sosialisasi komprehensif mengenai etika berkendara yang aman serta mekanisme penjaminan korban kecelakaan.
Acara penting ini dilangsungkan pada Senin, 29 September 2025 di Aula Pustaka Unilak.
Kegiatan edukatif ini dibuka secara resmi oleh Dr. Hardi, SE, MM, Wakil Rektor III Unilak.
Turut hadir dalam acara tersebut beberapa pemangku kepentingan utama, termasuk AKBP Dasril mewakili Ditlantas Polda Riau, Muhamad Hidayat, SE, Kepala Jasa Raharja Riau, dan Arif Rahman H. dari Capella Dinamika Nusantara.
Sebanyak 200 peserta yang terdiri dari mahasiswa, dosen, dan staf universitas mengikuti sesi ini dengan antusias.
Dalam sambutannya, Wakil Rektor III Unilak, Dr. Hardi, menggarisbawahi urgensi kesadaran berlalu lintas, terutama di kalangan mahasiswa yang mobilitas hariannya sangat bergantung pada sepeda motor.
Ia menyerukan agar mahasiswa Unilak mengambil peran sebagai garda terdepan atau pioneer keselamatan lalu lintas, yang tidak hanya bertanggung jawab atas keselamatan diri sendiri tetapi juga bagi keluarga dan rekan-rekan mereka.
BACA JUGA:Baru Meluncur, New Honda ADV160 Langsung Jadi Bintang Utama dengan Penjualan Tertinggi di IMOS 2025
Hardi juga memberikan peringatan keras terhadap kecenderungan mengabaikan aturan sepele.
Ia mencontohkan, banyak insiden fatal dimulai dari kelalaian sederhana, seperti enggan mengenakan helm meski hanya menempuh jarak yang dekat.
"Budaya tertib lalu lintas wajib dibentuk dan dibiasakan sejak dini. Kami berharap inisiatif edukasi kolaboratif seperti ini dapat dimasukkan dalam agenda rutin universitas," tegasnya, menunjukkan komitmen Unilak.
Kepala Jasa Raharja Riau, Muhamad Hidayat, memberikan perspektif data yang mengkhawatirkan.